Sabtu, 24 November 2012

Kenali Gejala Alergi Susu Sapi dan Penanganannya




Kenali Gejala Alergi Susu Sapi


Gejala alergi susu sapi tidak selalu sama seperti gejala alergi lain. Bahkan terkadang orangtua tidak sadar bahwa anaknya menderita alergi susu sapi.
Hal tersebut juga dialami presenter Ersa Mayori (31) saat mendapati anak keduanya, Talula Malaika (3), sering menderita sakit. "Setelah lepas dari ASI pada usia 1,3 bulan, Talula sering sekali batuk pilek, sudah diobati kumat lagi," katanya.
Pada mulanya Ersa tidak sadar kalau batuk pilek berulang yang dialami buah hatinya itu merupakan tanda alergi. "Saya baru tahu setelah gejalanya makin ekstrem, yakni di tinjanya ada darah tetapi ia terlihat sehat-sehat saja," kata ibu dua anak itu.
Baru setelah dikonsultasikan ke dokter dan dilakukan tes alergi, terungkap bahwa sebenarnya Talula menderita alergi susu sapi.
Menurut penjelasan dr Zakiudin Munasir SpA(K), gejala alergi susu sapi memang sangat beragam, tergantung organ tubuh bagian mana yang bereaksi.
"Jika mengenai kulit, akan timbul gejala kulit kemerahan, gatal, atau bengkak. Jika yang terkena pencernaan, biasanya anak bisa muntah, diare, atau tinjanya bercampur darah," katanya.
Alergi susu sapi juga bisa menyebabkan anak mengalami batuk dan pilek atau gejala asma. Hal ini terjadi jika alerginya terjadi pada saluran napas.
Gejala alergi susu sapi juga tidak akan seketika muncul setelah anak minum susu sapi. "Paling cepat seminggu setelah ia mengonsumsi susu sapi gejala-gejala tadi terlihat," katanya dalam acara seminar "Alergi Susu Sapi Bukan Penghalang Pertumbuhan Anak" yang digelar oleh Abbot Nutrition di Jakarta, Selasa (26/4/2011).
Alergi susu sapi ini biasanya akan menghilang sebelum anak berusia tiga tahun, meski ada juga yang menetap sampai anak beranjak praremaja.
"Anak yang menderita alergi susu sapi, baik itu yang derajat ringan atau sedang, sebaiknya menghindari produk makanan yang berbahan susu agar alerginya tidak menjadi berat," tambahnya.
Kemudian secara bertahap anak mulai diperkenalkan pada susu sapi untuk mengetahui daya tahannya.

Sumber : 
http://health.kompas.com/read/2011/04/28/09201983/Kenali.Gejala.Alergi.Susu.Sapi

Penanganan untuk Alergi Susu Sapi

Alergi protein susu sapi merupakan penyebab tersering alergi makanan dan dikenal sebagai alergen universal. Keadaan ini menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan. "Alergi susu sapi merupakan reaksi simpang terhadap protein susu sapi casein dan whey yang dimediasi secara imunologis. Alergi susu sapi yang dimediasi IgE lebih mudah didiagnosis sedangkan yang dimediasi non-IgE kadang reaksinya lambat, sulit didiagnosis karena gejalanya tidak spesifik dan tidak ada tes yang spesifik,“ kata Zakiudin dalam media edukasi mengenai alergi susu sapi di Jakarta, belum lama ini.

Dia menambahkan, alergi akibat protein susu sapi dan semua produk turunannya (baik dalam bentuk susu, es krim, keju atau kue) bisa menetap sampai akhir masa kanak - kanak. 

Sejak 2010, kata Zakiudin, Ikatan Dokter Anak Indonesia memberikan rekomendasi penanganan alergi susu sapi, yaitu:

1. Untuk bayi dengan ASI eksklusif, eliminasi protein susu sapi pada diet ibu selama 2-4 minggu, dan ibu dianjurkan tetap mengkonsumsi suplemen kalsium.

2. Untuk bayi yang tidak mendapatkan ASI atau mengonsumsi susu formula, diberikan susu hipoalergenik (susu terhidrolisis ekstensif atau susu formula asam amino). Apabila susu formula terhidrolisis ekstensif atau asam amino tidak tersedia, maka bayi di atas 6 bulan dapat diberikan formula berbahan dasar isolat protein kedelai.

Prof. Dr. Lee Bee Wah, Associate Professor yang merupakan konsultan pediatrik Alergi dan Imunologi Klinik di Departemen Pediatrik National University Hospital (NUH) Singapura dalam kesempatan yang sama mengungkapkan konsensus Australia merekomendasikan formula isolat kedelai sebagai pilihan pertama pada bayi usia di atas 6 bulan. 

"Formula isolat kedelai direkomendasikan sebagai pilihan pertama pada bayi di atas 6 bulan yang mengalami reaksi makanan segera atau gejala saluran cerna atau gagal tumbuh. Namun demikian di Singapura formula isolat kedelai direkomendasikan untuk usia di bawah 6 bulan dengan alasan bahwa bukti menunjukkan pengenalan dini formula isolat kedelai pada periode neonatal tidak memprovokasi alergi kedelai dan alergi kedelai bukan merupakan masalah yang utama," kata Prof Wah.

Sumber : 
http://www.go4healthylife.com/articles/5146/1/Penanganan-untuk-Alergi-Susu-Sapi/Page1.html


Tidak ada komentar: